Wartariau.com RIAU" />
351,55 Hektare Hutan dan Lahan di Riau Terbakar

351,55 Hektare Hutan dan Lahan di Riau Terbakar, Bengkalis Terluas

Wartariau.com RIAU – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dalam beberapa hari terakhir kian marak melanda Riau. Data terbaru, sejak Januari 2021 hingga saat ini, luas hutan dan lahan yang terbakar di Riau mencapai 351.22 Hektare (Ha).

Kebakaran Itu tersebar di delapan Kabupaten/Kota, namun kebakaran paling luas terdapat di Kabupaten Bengkalis.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger membenarkan kondisi tersebut. Ia mengatakan, sejak awal 2021 hingga akhir Februari ini, total luas karhutla di Riau mencapai 351,55 hektare (ha).

“Total Karhutla sampaibsaat ini seluas 351.55 hektare. Untuk daerah yang paling luas terjadi karhutla adalah Kabupaten Bengkalis,” kata Edwar.

Disana, kata dia, terdapat 102,65 hektare hutan dan lahan telah digagahi api. Keadaan sempat membaik dengan turunnya hujan beberapa waktu belakangan, namun kemudian, cuaca terik kembali mendominasi dan membuat suhu udara terus memanas.

Saat ini, hamparan hutan dan lahan, terutama lahan gambut di Kabupaten Bengkalis memang sangatlah rawat tersulut api. Oleh karenanya, wilayah ini langsung berstatus Darurat Karhutla 2021.

Selain Bengkalis, ucap dia, titik api juga tersebar di Kabupaten Siak. Di sana, seluas 52 hektare hutan dan lahan terbakar. Tak henti di situ saja, Kota Dumai juga mendominasi dengan luas 79,85 hektare, Indragiri Hilir 52,5 hektare, Pelalawan 28 hektare, Kepulauan Meranti 12 hektare, Indragiri Hulu 10 hektare, Kampar 3,55 hektare dan Rokan Hilir 11 hektare,” serunya.

“Maka total luas lahan yang terbakar sampai hari ini mencapai 351.55 Hektare yang tersebar di sembilan wilayah Kabupaten/Kota se-Provinsi Riau,” ucapnya menambahkan.

Sebagai upaya pemadaman itu, tim gabungan dari TNI, Polri, BPBD dan Manggala Agni dibantu RPK dari perusahaan di sekitar lokasi kebakaran pun saling berjibaku mengendalikan api.

Sementara itu, Kapolda Riau Irjen Pol. Agung Setya Imam Effendi mengatakan, mitigasi dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan harus dimaksimalkan. Hal itupun disebutnya telah dimintakan oleh Presiden RI, Joko Widodo.

“Bapak Presiden telah memberikan pengarahan dan penekanan kepada kita semua untuk memprioritaskan upaya pencegahan dan tidak terlambat dalam menangani titik api,” kata Agung.

Jendral bintang dua ini menjelaskan, presiden meminta manajemen pelaporan titik api agar terkordinasi semua pihak. Caranya, dengan memperbaharui kondisi harian dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi.

Untuk mengantisipasi Karhutla, lanjutnya, penugasan personel harus melibatkan para Bhabinkamtibmas, Babinsa dan masyarakat peduli api (MPA). Pwnugasan diwajibkan untuk mengedukasi masyarakat dalam mencegah terjadinya kebakaran.

“Karena penyebab utama Karhutla di riau ini adalah faktor manusia dengan motif ekonomi. Jadi para perasonel kita libatkan untuk menjangkau masyarakat dan memberi pemahaman untuk tidak membuka lahan dengan cara membakarnya,” ucap dia.

“Penataan ekosistem gambut pun diminta agar tetap dilakukan dengan menjaga tinggi permukaan air gambut. Arahan presiden, jangan biarkan api membesar, jangan terlambat memadamkan dan agar direspon dengan cepat,” jelasnya.

Dia mengemukakan, bahwa operasi pemadaman dari udara yakni dengan penggunaan water boombing (bom air) dilakukan apabila api sudah besar dan tidak terkendali.

Hal itu diungkapkan, mengingat operasional water boombing dengan menggunakan Helikopter memerlukan biaya besar.

“Kalau sudah tak terkendali, barulah water boombing dikerahkan,” serunya.

“Yang jelas, saat ini penegakan hukum bagi para pelaku karhutla harus dilakukan tanpa kompromi. Kita akan langsung tancap gas dengan berkoordinasi dan bersinergi dengan semua pihak dan lebih memaksimalkan lagi penggunaan aplikasi Dashboard Lancang Kuning,”

TERKAIT