Pekanbaru, wartariau.com " />
Polisi Tunggu Hasil Labor

Kasus Dua Anak Tewas Diracun di Pekanbaru, Polisi Tunggu Hasil Labor

Pekanbaru, wartariau.comPolresta Pekanbaru masih terus melakukan pedalaman terkait kasus tewasnya ibu rumah tangga bersama dua anak kandungnya di Perumahan Mutiara Kulim, Jalan Palembang, kelurahan Sialang Rampai. Kedua anak yang masih balita itu diduga tewas diracun ibu kandungnya sendiri, sebelum sang ibu gantung diri.

Kapolresta Pekanbaru, Kombes Pol Nandang Mu'min Wijaya saat dikonfirmasi menjelaskan bahwa ibu berinisial NSW (27) yang tewas dengan tergantung itu murni bunuh diri. Namun, untuk kasus balita yang diduga tewas diracun sang ibu, masih butuh pendalaman kembali.

"Hasil penyelidikan, olah TKP, dan otopsi, diduga kasus itu murni bunuh diri," kata Nandang  Minggu (22/11).

Petugas saat ini tengah menunggu hasil laboratorium forensik (labfor) untuk mengetahui kebenaran dugaan kedua anaknya diracun, serta racun apa yang digunakan. Sebab dalam penemunya beberapa waktu lalu dua balita itu tewas dengan mulut mengeluarkan buih.

"Untuk keterlibatan orang lain, sementara ini belum ada. Nanti kalau keluar hasil labfiornya baru bisa kita simpulkan," kata Nandang.

Untuk diketahui, NSW dan dua balitanya ditemukan tewas pada Senin (16/11) lalu.

Kapolsek Tenayan Raya Kompol Hanafi kejadian ini buntut dari niat suami yakni PNG (28) ingin menjual rumah mereka untuk membuka usaha. Dari niat itu terjadilah pertengkaran antara PNG dan istrinya NSW hingga ia tega membunuh dua anaknya dan melakukan bunuh diri.

"Korban tidak terima kalau rumah yang sedang ditempati ini dijual untuk membuka usaha," terangnya, Selasa (17/11) lalu.

Cerita Hanafi, PNG sempat membujuk istrinya. Namun, korban sudah bermandi emosi hingga tega membunuh dua anaknya yang berusia 2 tahun dan 6 bulan itu. Sejatinya korban hendak membunuh tiga anaknya, namun salah satu anaknya selamat setelah mendapatkan perawatan di klinik yang tak jauh dari lokasi kejadian.

"Indikasinya, dua balita itu meninggal akibat diracuni ibu kandungnya sendiri. Sebab dari mulut keduanya mengeluarkan busa," terangnya.

Setelah sempat dilakukan autopsi dan visum di RS Bhayangkara Polda Riau, kini jenazah ketiganya di bawa ke kampung halaman untuk disemayamkan. Sementara satu balita yang selamat kini dirawat oleh neneknya dalam kondisi sehat.

Peristiwa ini diketahui oleh PSG saat pulang kerja petang kemarin. Ia curiga saat memasuki rumahnya dalam keadaan gelap. 

Dalam keadaan gelap itu, PNG lantas berteriak keluar dan meminta tolong. Ia melihat istrinya NSW sudah tergantung di bagian dapur rumahnya. Sementara ketiga anaknya tampak terbaring di dalam kamar.

Kedua anaknya yakni NAG perempuan berusia 2 tahun dan DAG laki-laki berusia 6 bulan dinyatakan meninggal dunia dengan mulut mengeluarkan busa. Sedangkan anaknya yang lain yakni DAG berusia 6 bulan ditemukan masih dalam keadaan bernafas dan berhasil diselamatkan setelah dilarikan ke klinik terdekat.

Kejadian itu lantas dilaporkan kepihak kepolisian. Mendapati laporan itu, Polresta Pekanbaru langsung menuju lokasi dan melakukan olah TKP. Saat itulah ditemukan secarik kertas bertuliskan "Maafkan Aku, Aku Pergi, Biar Anak-anak ikut bersamaku". Berdasarkan tulisan inilah polisi kemudian memperkirakan korban melakukan bunuh diri setelah menghabisi dua anak kandungnya.

TERKAIT