Wartariau.com - Kasus Corona di Tanah Air belum ada tanda-tanda melandai. Seharian kemarin, ma" />
Orang Gila Yang Tak Percaya Corona Ada

Ingat! Hanya Orang Gila Yang Tak Percaya Corona Ada

Wartariau.com - Kasus Corona di Tanah Air belum ada tanda-tanda melandai. Seharian kemarin, masih ada penambahan 3.992 kasus baru, sehingga totalnya menjadi 303.498 orang. Korban meninggal juga terus naik. Kemarin, ada tambahan 19 orang, sehingga totalnya menjadi 11.151 orang. Dengan fakta ini, hanya orang gila saja yang tak percaya Corona ada.

Berdasarkan survei terbaru yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS), masih ada sekitar 17 persen masyarakat yang tidak mempercayai adanya Corona. Rinciannya, 12,5 persen pede tidak mungkin terpapar Corona dan 4,5 persen percaya sangat tidak mungkin. "Saya pikir, 17 persen ini persentase lumayan tinggi," ungkap Kepala BPS Kecuk Suhariyanto, sebagaimana dikutip dari RMco.id, pekan lalu.

Mendengar kabar ini, Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Doni Monardo geleng-geleng kepala. Hitungannya, 17 persen itu setara dengan ada 44,9 juta warga Indonesia yang ngeyel tak bakal terpapar Covid-19. Ini sebuah tantangan yang besar buat mengedukasi mereka. "Covid-19 ini nyata, bukan konspirasi," tegasnya.

Dijelaskan Doni, penularan Corona berasal dari manusia. Berbeda dengan flu burung maupun flu babi yang pernah menyerang Indonesia di 2000-an. Dia meminta masyarakat lebih patuh protokol kesehatan. Jangan sia-siakan perjuangan tenaga kesehatan yang menjadi garda terdepan menangani Covid-19.

Menko Polhukam, Mahfud MD juga heran dengan masih adanya masyarakat yang tak percaya adanya Corona. Padahal, buktinya sudah banyak. Bukan cuma di Indonesia, tetapi juga dunia. Saat ini, di dunia, berdasarkan data Worldometers, total kasus terkonfirmasi sudah mencapai 35.118.424. Total korban meninggal sudah mencapai 1.037.457 orang.

Atas hal itu, Mahfud mengajak semua masyarakat terus menerapkan protokol kesehatan. Kata dia, saat ini satu-satunya vaksin adalah masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun. Dia tidak ingin masyarakat baru tersadar setelah terinfeksi Covid-19.

Eks Ketua Mahkamah Konstitusi ini menegaskan, Corona tak pandang bulu. Siapa pun yang lengah, akan terinfeksi. "Seperti Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang tidak percaya Covid-19, bahkan menyebut pandemi sebagai konspirasi global. Saat ini, Donald Trump dan istrinya terpapar Virus Corona," ucap Mahfud, kemarin.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria ikut bicara mengenai ini. Dia menyatakan, seharusnya tidak ada lagi yang menganggap ada yang kebal dari Corona. Apalagi sampai tak percaya dengan adanya Covid-19. Sebab, kematian akibat Corona benar-benar terjadi.

"Kita ini harus yakin. Setiap hari kita lihat berita, setiap hari kita lihat ada yang dirawat, ada yang terpapar. Bahkan, setiap hari kita lihat ada yang dimakamkan. Jadi, tidak ada alasan lagi kalau masih ada warga yang menganggap tidak ada Covid-19," tegas Riza, saat mengunjungi RSUD Pasar Minggu, Sabtu (3/10).

Politisi Gerindra ini menambahkan, pandemi bukan hanya terjadi di Jakarta dan Indonesia. Melainkan di seluruh dunia. Pemerintah dan ribuan ilmuwan dari berbagai negara tengah berlomba mencari solusi terbaik untuk pencegahan dan menanganinya.

Sementara, epidemiolog Universitas Indonesia Pandu Riono justru tidak kaget dengan hasil survei BPS tadi. Sebab, sebelumnya ada survei yang lebih gila lagi. Sebanyak 40-an persen masyarakat tidak merasa berisiko terpapar Covid-19.

Kenapa hal ini terjadi? Kata Pandu, pandemi akan melahirkan infodemi alias hoaks secara massif. Seperti pandemi sebuah konspirasi atau Covid-19 diciptakan sekelompok orang yang mencari keuntungan. "WHO sampai bikin kursus untuk staf dari negara untuk mengatasi infodemi ini," terangnya, tadi malam.

Pandu meminta agar infodemi ini ditanggulangi. Sebab, infodemi akan menghambat upaya penanggulangan dan penanganan yang dilakukan pemerintah. Mereka baru percaya ada Corona setelah dirinya atau keluarganya terinfeksi.

"Kalau saya yang survei, selipkan pertanyaan, ‘apakah tahu ada orang, keluarga, saudara, teman yang dirawat karena Covid-19?’ Kalau ada yang kehilangan, biasanya mereka baru percaya," pungkas Pandu.

TERKAIT