Wartariau.com&n" />
Lima Tahun Disandera

Lima Tahun Disandera, Tiga Orang Warga Iran Akhirnya Dibebaskan Perompak Somalia

Wartariau.com Tiga orang sandera asal Iran akhirnya bisa menghirup  udara bebas setelah ditahan selama 5 tahun oleh perompak Somalia pada Kamis (20/8). Ketiga warga Iran tersebut merupakan awak terakhir dari kapal penangkap ikan Iran FV Siraj, yang dikuasai para perompak pada 22 Maret 2015.

Pembebasan itu dimaksudkan untuk menandai berakhirnya era bajak laut Somalia, yang menahan lebih dari 2.300 awak antara tahun 2010 dan 2019, seperti yang dikatakan Koordinator Program Dukungan Sandera, John Steed.

"Ini menandai berakhirnya era pembajakan Somalia dan penderitaan para sandera Somalia yang terlupakan," kata John Steed, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (21/8).

Program Dukungan Sandera adalah sebuah organisasi relawan yang berbasis di Nairobi yang membantu kru penyelamat yang ditinggalkan oleh majikan mereka.

Namun, kebalikan dari yang disebut berakhirnya era pembajakan, baru-baru ini justru telah terjadi lagi penyanderaan. Enam pria bersenjata baru-baru ini membajak kapal Aegean II berbendera Panama pada Rabu malam (19/8) waktu setempat. Kapal itu mulanya mengalami masalah mesin sehingga gagal melanjutkan perjalanan, ketika para perompak itu datang, kata seorang gubernur regional di Somalia.

Gubernur Gardafu di wilayah semi-otonom utara Puntland, Musse Salah, mengatakan kapal tersebut sedang melakukan perjalanan dari Uni Emirat Arab ke pelabuhan Mogadishu ketika perompak menyerangnya, yang akan menjadi pembajakan pertama yang berhasil sejak 2017.

"Ada 20 awak di atas kapal," kata seorang warga yang berhubungan dengan orang-orang yang merebut kapal itu.

Seorang pejabat keamanan regional mengatakan orang-orang bersenjata itu tampaknya memiliki hubungan dengan milisi lokal yang berfungsi sebagai unit polisi di wilayah Bari. Pejabat itu meminta untuk tidak disebutkan namanya karena dia tidak berwenang untuk berbicara dengan media.

Jay Bahadur, seorang ahli perompakan Somalia yang sebelumnya menjadi kepala kelompok ahli Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memberlakukan embargo senjata di Somalia, mengatakan bahwa menjadi seorang bajak laut dan anggota polisi Somalia secara historis tidak eksklusif.

Dia mengatakan, tampaknya sekelompok pria berseragam polisi telah naik ke kapal, merampok awak dan mengambil senjata dari tim keamanan swasta di kapal.

Pria yang dilaporkan sebagai biang keladi serangan di Aegean II telah berulang kali melakukan kontak telepon dengan perompak lain yang merupakan bagian dari kelompok yang melakukan pembajakan terakhir Somalia pada 2017, tambahnya. Kontak tersebut terjadi pada bulan-bulan sebelum pembajakan tahun 2017.

"Kalau memang polisi, itu mirip dengan salah satu insiden pembajakan paling awal di Somalia, saat anggota penjaga pantai Puntland membajak kapal yang seharusnya mereka jaga," katanya.

Data pelacakan satelit menunjukkan kapal itu tampaknya telah mengitari Tanduk Afrika dan sedang menuju selatan melewati pelabuhan Hafun di Somalia sebelum tiba-tiba berbelok tajam ke utara dan berlabuh di Bereeda. Gambar yang dikirim ke Reuters dari Bereeda menunjukkan Aegean II, sebuah kapal tanker kecil yang membawa bahan kimia atau produk mentah.

"Pasukan Angkatan Laut Uni Eropa yang dikenal sebagai EU Navfor sedang memeriksa insiden tersebut," kata seorang sumber di Pusat Operasi Gabungan Somalia.

Pada puncak kekuasaan mereka pada tahun 2011, perompak Somalia melancarkan 237 serangan di lepas pantai negara itu, kata Biro Maritim Internasional, dan menyandera ratusan.

Jumlah serangan kemudian menurun karena perusahaan pelayaran menerapkan protokol keamanan yang lebih baik, termasuk memasang pengawasan, berlayar lebih jauh dari Somalia, dan menyewa petugas keamanan swasta. Kapal perang internasional yang beroperasi sebagai bagian dari koalisi juga mencegah beberapa serangan.

Somalia telah terpecah oleh perang saudara sejak 1991 dan dikendalikan oleh milisi lokal, kantong pasukan federal, penjaga perdamaian Uni Afrika dan pemberontak Islam. Negara Tanduk Afrika juga pernah diganggu oleh bajak laut. 

TERKAIT