Temukan 13 Kasus Baru HIV/AIDS

Diskes Pelalawan Kembali Temukan 13 Kasus Baru HIV/AIDS

Wartariau.com PELALAWAN - Dinas Kesehatan (Diskes) kabupaten Pelalawan kembali menemukan temuan baru kasus Human Immunodeficiency Virus Infection/Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV/AIDS) ssebanyak 13 kasus yang terjadi selama periode Januari - 14 September 2017.

Informasi ini dibeberkan Kepala Dinas Kesehatan kabupaten Pelalawan dr Endid R Pratiknyo, Minggu (17/9) di Pangkalankerinci. Katanya, sejak 2005 silam hingga 2017 ini, jumlah kasus HIV/AIDS sebanyak 205 kasus.

"Ya, sejak 2005-2017 ini, jumlah kasus HIV/AIDS dikabupaten Pelalawan berjumlah sebanyak 205 kasus. Dimana dari jumlah tersebut, 13 kasus diantaranya ditemukan pengidap Human Immunodeficiency Virus (HIV) pada tahun 2017. Dan dari jumlah 13 penderita HIV ini, 11 orang penderita sudah masuk dalam kategori Acquired Immune Deficiency Syndrome atau AIDS," ujarnya.

Lanjutnya, dari total jumlah kasus HIV/AIDS sebanyak 205 penderita ini, ada sebanyak 115 kasus Human Immunodeficiency Virus yakni virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Sedangkan 90 kasus lainnya sudah masuk dalam kategori Acquired Immune Deficiency Syndrome atau AIDS.

"Dari jumlah kasus penderita AIDS sebanyak 90 orang ini, 32 orang penderita diantaranya sudah meninggal dunia. Sementara sisa lainnya sebanyak 58 orang penderita AIDS ini, masih hidup serta dalam pengawasan dan pendampingan dari petugas kesehatan," sebutnya.

Disinggung terkait upaya Diskes Pelalawan dalam meminimalisir pencegahan kasus HIV/AIDS di daerah ini, Khairul menerangkan, bahwa pihaknya selama ini terus melakukan berbagai penyuluhan pada masyarakat. Selain itu, pihaknya juga menggelar pelatihan PITC untuk petugas desa dan Puskesmas.

"Kita juga mengadakan Mobile clinic, di samping peningkatan layanan VCT RSUD Selasih dan VCT di puskesmas 12 kecamatan dikabupaten Pelalawan serta mengaktifkan Klinik Infeksi penyakit menular (IMS), sehingga sesuai target SDGs dan KPA Pelalawan pada tahun 2018 mendatang, tidak ditemukan lagi adanya injeksi HIV/AIDS baru yang muncul dikabupaten Pelalawan ini," tuturnya.

Sampai saat ini, sambungnya, para penderita HIV/AIDS belum bisa terobati namun dapat dicegah. Dengan kata lain, penderita HIV dapat diobati dengan Antiretroviral (ARV), yaitu obat yang dapat menghentikan reproduksi HIV di dalam tubuh. Dan bila pengobatan tersebut bekerja secara efektif, maka kerusakan kekebalan tubuh dapat ditunda bertahun–tahun dan dalam rentang waktu yang cukup lama sehingga orang yang terinfeksi HIV dapat mencegah AIDS.

"Jadi, dengan semakin meningkatnya jumlah kasus infeksi HIV tersebut, maka ARV memiliki peran penting dalam menciptakan masyarakat sehat melalui strategi penanggulangan AIDS yang memadukan upaya pencegahan dengan upaya perawatan, dukungan sertapengobatan. Dan hingga saat ini, ARV masih merupakan cara paling efektif serta mampu menurunkan angka kematian yang berdampak pada peningkatan kualitas hidup orang terinfeksi HIV sekaligus meningkatkan harapan masyarakat untuk hidup lebih sehat. Namun demikian, kita menghimbau masyarakat dapat memperdalam agama dan menjalankan perintah Allah serta menjauhi larangan-Nya dengan ikhlas dan benar, sehingga penyakit HIV/AIDS yang mamatikan ini dapat dihindari," pungkasnya. (MCr)

TERKAIT