Muslim Sri Lanka Dipaksa Berlutut dan Dipukuli Tentara

Diduga Langgar Lockdown, Muslim Sri Lanka Dipaksa Berlutut dan Dipukuli Tentara

Wartariau.com KOLOMBO - Militer Sri Lanka menyelidiki sebuah foto viral di media sosial, yang menampilkan deretan pria berlutut di depan tentara karena dilaporkan melanggar penguncian (lockdown) di negara itu. Foto tersebut telah memicu kecaman karena perlakuan tidak pantas militer terhadap warga di wilayah mayoritas Muslim Eravur, di mana foto tersebut diambil.

Dalam pernyataan pada Minggu (20/6/2021) angkatan darat Sri Lanka mengatakan segera “mencopot para personel” dari tugas mereka setelah dugaan perilaku yang tidak pantas di Eravur, sebuah kota mayoritas Muslim di Distrik Batticaloa timur. Disampaikan juga bahwa tentara telah memulai investigasi terkait insiden ini dan menjanjikan tindakan keras bagi mereka yang bertanggung jawab.

Menurut keterangan Mohammed Ismail Marzook, warga Eravur, dia baru pergi membeli obat diabetes dari apotek saat dihentikan tentara pada Sabtu (19/6/2021). Dia kemudian dipaksa berlutut dan dipukuli oleh tentara.

“Saya baru saja pergi dengan sepeda untuk membeli obat diabetes saya di apotek lokal kami, dan sedikit beras di dekatnya. Saya bahkan menunjukkan kotak kosong berisi pil saya, tetapi tentara memaksa saya untuk berlutut di sana bersama dengan beberapa orang lain, dengan tangan terangkat,” katanya kepada The Hindu.

“Saya menjelaskan kepada mereka dalam bahasa Sinhala bahwa saya seorang pasien, dan bahwa saya keluar hanya untuk membeli obat-obatan, yang diperbolehkan. Tetapi mereka tidak mau mendengarkan, dan terus memukuli saya, seperti mereka memukuli ternak,” katanya.

Insiden itu terungkap setelah foto beberapa pria berlutut menjadi viral di media sosial, meningkatkan ketakutan di Eravur. Insiden itu juga terjadi pada saat ada kekhawatiran, baik dari dalam negeri dan internasional, "serangan yang ditargetkan" terhadap Muslim Sri Lanka.

Anggota parlemen Batticaloa Shanakiyan Rasamanickam, dalam sebuah cuitan di Twitter menyandingkan foto kendaraan yang menumpuk di jalan Ibu Kota Kolombo selama penguncian saat ini, dan foto dari Eravur. Dia mengatakan bahwa insiden itu sekali lagi menunjukkan sekali lagi bahwa ada perbedaan perlakuan dari pemerintah.

Warga Muslim memiliki populasi 10% dari hampir 22 juta penduduk di Sri Lanka.

Sumber: okezone.com
TERKAIT